Setelah kurang lebih 13 bulan berlalu, akhirnya iQOO Indonesia memperbarui penawaran smartphone high-performance kelas menengahnya melalui kehadiran iQOO Z9 Series. Tersedia dalam dua seri, iQOO Z9 5G jadi opsi yang paling premium. Bawa banyak penyempurnaan dibandingkan generasi sebelumnya.
Selain mengutamakan kualitas kamera, kini semakin banyak konsumen yang menjadi smartphone dengan performa kencang demi menunjang keperluan gaming, baik sekadar hobi maupun lebih profesional. Menjadi sub-brand dari vivo, iQOO hadir dengan positioning khusus: membawa smartphone yang pas untuk gaming, dengan desain lebih stylish di segmennya.
Kabar baiknya, tidak hanya performanya saja yang patut diacungi jempol. Begitu pula aspek lainnya seperti layar, kamera, sampai baterainya yang sulit untuk bisa dipahami bagaimana iQOO bisa sematkan kapasitas yang di atas rata-rata pada smartphone dengan profil tipis. Berikut review iQOO Z9 5G selengkapnya.
Desain
Sejak kehadiran pertamanya di Indonesia, smartphone iQOO selalu hadir dengan desain yang stylish namun juga tidak begitu mencolok, alias tidak mencerminkan smartphone berperforma tinggi kebanyakan. Desain iQOO Z9 5G pun demikian, hadir dalam profil sangat ramping, dan modul kamera lebih modern seolah seperti sebuah camera-phone.
Familiar? Ya wajar, karena desain iQOO Z9 5G sangat mirip dengan iQOO 12, baik dari sisi depan maupun belakang. Yang saya suka dari modul kameranya, walaupun besar, tidak terlalu menonjol. Permukaan bodi belakangnya juga tidak licin dan bisa samarkan bekas sidik jari secara efektif.
iQOO Z9 5G punya profil tipis dengan ketebalan hanya 7,98mm, dan bobot kurang dari 195 gram. Bodi belakang terbuat dari plastik komposit, namun material lain seperti kerangka, bingkai dan kaca depan menggunakan bahan yang diperkuat. Demi daya tahan fisik lebih kokoh.
Sertifikasi IP64 membuat smartphone iQOO terbaru satu ini tahan dari debu dan cipratan air. Tidak sampai di situ, iQOO Z9 5G sematkan teknologi khusus yang membuat layarnya tetap bisa dioperasikan normal meski sedang basah—alias bisa tetap digunakan dalam cuaca gerimis hujan sekalipun.
Kalau opsi warna Phantom Black terlihat terlalu sederhana, Gizmo friends juga bisa memilih opsi warna iQOO Z9 5G Breeze Green yang terlihat jauh lebih segar, namun tetap bisa samarkan bekas sidik jari. Permukaan bodinya pun tak begitu licin, sehingga masih aman untuk digunakan tanpa menggunakan case tambahan—sudah tersedia di dalam paket penjualannya.
Layar
Berkualitas dengan angka yang fantastis. Kalimat tersebut menurut saya pas untuk menggambarkan layar iQOO Z9 5G. Kalau dibandingkan dengan yang kemarin, upgrade-nya sangat banyak, hampir di semua aspek.
Dari IPS LCD, kini sudah AMOLED. Dari 120Hz, kini sudah 144Hz setara flagship gaming. Dari 6,64 inci, kini dimensinya 6,78 inci dengan keempat sisi bezel tipis. Sudah mendukung resolusi hingga 1.5K, 1 milyar warna, sampai tingkat kecerahan maksimum 4500 nits!
Tidak hanya itu, layar iQOO Z9 5G juga sudah mengantongi dua sertifikasi dari SGS, baik untuk emisi cahaya biru dan low flicker berkat 3840Hz PWM. Artinya, tidak akan membuat mata lelah, dan tetap jelas meski dalam tingkat kecerahan rendah. Mendukung always-on display, dan juga sudah terintegrasi bersama in-display fingerprint sensor yang sangat bisa diandalkan.
Sempurna sekali, bukan? Dengan dimensi yang luas dan saturasi memuaskan, cocok untuk bermain game maupun multimedia, meski menurut saya masih ada smartphone lain di kelasnya yang bisa berikan visual lebih baik. Refresh rate 144Hz menurut saya terasa sebagai bonus, alias 120Hz sudah lebih dari cukup.
Kamera
Sama halnya dengan peningkatan yang dibawa oleh flagship terbarunya, kualitas kamera iQOO Z9 5G membawa peningkatan positif, tampil dalam desain modul kamera baru. Walau terlihat ada dua lingkaran, sejatinya hanya ada satu sensor saja yang benar-benar fungsional, sementara sensor kedua hanya berjenis depth sensor untuk efek bokeh.
Kabar kurang baiknya, tidak ada ultra wide-angle untuk ambil “foto nol koma lima”. Kabar baiknya, sensor utamanya cukup bisa diandalkan. Karena menggunakan Sony IMX882 50MP f/1.79. Meski dimensi sensornya “hanya” 1/2 inci, kualitasnya cukup memuaskan—besar kemungkinan juga berkat ISP dari chipset yang dimanfaatkan secara maksimal.
Selain respon shutter yang cukup cepat, kamera iQOO Z9 5G juga bisa hasilkan gambar memuaskan di berbagai kondisi pencahayaan. Saturasinya sedikit di atas rata-rata, membuatnya pas untuk dibagikan langsung tanpa proses edit. Mode portraitnya mendukung 2x zoom, night portrait, hingga sejumlah filter menarik. Sayangnya efek portrait tidak tampil secara real-time, meski setelah foto diambil, tingkat diafragma dan titik fokus bisa diatur kembali.
Saat pencahayaan dirasa kurang, kamera iQOO Z9 5G bisa secara otomatis mengaktifkan mode malam, termasuk pada mode portrait, sehingga tak perlu akses mode malam secara manual. Overall, untuk sebuah smartphone yang mengutamakan performa, hasil fotonya tergolong sangat memuaskan.
Untuk perekaman video, iQOO Z9 5G mendukung resolusi maksimum 4K 30fps, dengan stabilisasi yang bisa diaktifkan, sedikit memberikan cropping pada viewfinder. EIS pada resolusi tertinggi tergolong efektif untuk membuat footage terlihat stabil. Sayangnya, 1080p 60fps tidak bisa dengan EIS aktif.
Sementara untuk Ultra Stabilization, bisa aktif ketika menggunakan mode 1080p 30fps. Resolusi tersebut juga merupakan resolusi maksimum pada kamera depannya. Mode portrait video juga tersedia baik di kedua sisi kamera dalam resolusi maksimum 720p 30fps, dengan efek bokeh real-time. Dual Video (pengambilan dari kedua sisi kamera sekaligus) juga tentu ada.
Fitur
Membawa tampilan Funtouch OS yang sudah sangat khas pada smartphone iQOO maupun vivo, iQOO Z9 5G telah menjalankan versi Android 14. iQOO sendiri janjikan setidaknya dua kali pembaruan OS dan tiga tahun pembaruan keamanan rutin. Bisa dibilang standar saja, dan tentu tertinggal ketika dibandingkan dengan, semisal, Galaxy A35 yang punya jaminan pembaruan OS empat tahun.
Tampilan antarmuka Funtouch OS terbilang rapih dan mendekati Android murni, meski banyak kustomisasi yang tersimpan di dalamnya. Sedikit keluhan ada pada setup awal yang membuat iQOO Z9 5G memiliki cukup banyak bloatware—kabar baiknya, hampir semua bisa di-uninstall. NFC? Ada, bisa multifungsi termasuk replikasi kartu akses. Sensor inframerah? Ada juga, bisa jadi pengganti remote untuk perabot rumah.
Smartphone ini tidak memiliki jack audio 3,5mm (yang saya bisa sangat maklumi, mungkin ruangnya dimanfaatkan untuk baterai dan sistem pendingin, ya), dan slot kartunya hanya bisa menampung dua kartu nanoSIM tanpa slot microSD. Jadi pastikan bila kapasitas 256GB sudah cukup untuk menyimpan koleksi media dan game milik Gizmo friends.
Vibration motor pada iQOO Z9 5G juga sudah cukup presisi, alias sudah cukup nyaman untuk diaktifkan pada saat sedang mengetik lewat keyboard QWERTY virtual. Multitasking memanfaatkan layarnya lega juga terasa nyaman lewat split screen dan jendela kecil yang bisa diatur posisinya.
Performa
Dibandingkan seri Z7 Supernova Orange yang sudah pernah saya ulas sebelumnya, performa iQOO Z9 5G bisa dibilang meningkat secara signifikan, lebih kencang dan juga lebih efisien. Salah satunya berkat penggunaan cip yang tergolong baru, yakni Snapdragon 7 Gen 3 dari Qualcomm. Gunakan fabrikasi 4nm TSMC, dan punya skor Antutu kurang lebih 25% lebih tinggi.
Benefit dari penggunaan cip baru adalah AI Engine khusus yang bisa memproses fitur kecerdasan buatan lebih cepat dan lebih hemat daya. Lalu untuk menjaga agar suhu tetap terjaga, vapor chamber cooling dari seri flagship diturunkan ke iQOO Z9 5G. Punya area 200% lebih luas, kini hingga 6,043 milimeter persegi.
Kombinasi RAM 12GB LPDDR4x dan jenis storage UFS 2.2 juga sudah sesuai dengan segmen harganya. iQOO berani memberikan jaminan performa tetap mulus hingga 50 bulan—sudah mulai umum dilakukan oleh vendor smartphone masa kini, meski durasinya lebih lama 2 bulan.
Funtouch OS yang sudah matang, sepertinya juga turut berkontribusi terhadap performa buka tutup aplikasi serta multitasking yang instan alias sat set, termasuk ketika mengaktifkan refresh rate 144Hz. Untuk bermain sejumlah game berat pun bisa dilibas secara mantap.
PUBG Mobile dengan setting grafis smooth-ultra bisa berikan performa stabil, walaupun bisa pakai opsi HDR-extreme. Sementara untuk MLBB, bisa dengan setting grafis super-ultra.
Baterai
Bagian lain yang buat saya cukup mengesankan dari smartphone ini ada pada sektor baterainya. Kayaknya iQOO pakai sihir, deh. Bisa-bisanya kasih kapasitas 6,000 mAh untuk baterai iQOO Z9 5G, dalam profil setipis ini dengan berat yang juga standar. Jawabannya? Ultra-Thin Graphite Battery jenis baru.
Singkatnya, jenis baterai baru ini memungkinkan kapasitas mAh lebih besar dalam dimensi yang sama seperti baterai konvensional. Dikombinasikan dengan cip baru dari Qualcomm, tentu sangat berpengaruh ke masa pakainya. Untuk penggunaan standar sampai sedikit intensif, bisa sampai hampir dua hari penuh.
Hal ini membuat iQOO Z9 5G juga pas untuk smartphone sekunder, aman untuk mengaktifkan mobile hotspot seharian, dan tentunya untuk bermain game. Bahkan karena ini, nggak sekali saya pakai iQOO Z9 5G sebagai powerbank untuk iPhone—cukup colok kabel USB-C standar.
iQOO juga memberikan jaminan bila masa pakai baterainya masih tetap prima hingga 4 tahun pemakaian. Mengisi daya baterai iQOO Z9 5G juga masih tergolong instan, berkat 80W FlashCharge. Mengisi 30 menit bisa mencapai 60%, sementara untuk mencapai penuh tidak perlu melewati 60 menit. Tergolong cepat untuk kapasitas baterai besar.
Kesimpulan
Dari semua keunggulan dibawa, yang menurut saya masih bisa ditingkatkan adalah kelengkapan sensor kamera belakang, jaminan pembaruan OS, tampilan antarmukanya yang tidak terasa ada penyegaran, serta tidak ada gimmick fitur AI sama sekali. Tentu poin-poin ini bergantung dari kebutuhan masing-masing.
Walaupun tanpa gimmick AI, komposisi hardware yang dipilih iQOO untuk disematkan ke dalam iQOO Z9 5G, bisa dibilang sangat pas untuk segmen yang disasar. Menjadi smartphone dengan performa kencang, namun dengan kamera yang masih bisa diandalkan. Tampil dalam profil tipis nan stylish, sekaligus punya baterai yang tahan lebih dari “seharian penuh”.
Leave the comments